“jika kau sedang
sedih atau kesal,
apa yang akan kau lakukan?
kemana kau harus berbagi cerita?
jika aku,
aku hanya bisa menangis
dan bercerita kepada seuntaian kertas
dengan tinta hitamnya
aku bingung
apa yang seharusnya aku lakukan?
terjebak antara masa lalu dan masa
depan
sepertinya memang tidak ada celah untuk
terlepas dari ruang jebakan ini atau
aku belum bisa menemukan celahnya
aku harap
suatu saat nanti
aku bisa berlari atau melompat dengan
guratan manis di wajah
mengikuti kemanapun sang surya pergi
sampai senja pun tiba”
ini bukan puisi, kata mutiara ataupun apa.