Minggu, 01 September 2013

Curhat Dulu XD

Diposting oleh Ella Is My Name di 20.28
Jujur…
Siapa yang gak kesel kalo tugas yang susah payah kita kerjakan itu dicontek sama temen dengan seenaknya ?
Iyasih… kalo tugasnya gak dikasi nilai gak apa apa memang… tapi kalo tugasnya diberi nilai?
Jadi ceritanya gini nih… waktu ini diberi PR matematika sama gurunya. Trus di rumah aku kerjain mati matian supaya dapat hasilnya. Pas dpt pelajaran matematika lagi, baru sampai dikelas aku sudah dikerubutin (?) teman teman sekelasku. Mereka minta minjam tugasku buat dicontek. aku berusaha ikhlas banget untuk memberi mereka. Kalau enggak dikasih, entar aku dibilang pelitlah, sombonglah, egoislah.
pas jam pelajarannya dimulai (?) gurunya nyuruh: yang mau ngerjain tugas tadi di papan, bakalan dapat nilai. Nah… semuanya deh angkat tangan *yah siapa juga yang gak mau dpt nilai* dan sialnya aku gak ditunjuk sama gurunya, yang ditunjuk malahan mereka yang tadi nyontek di aku L
coba deh sekarang pikir, mereka yang bisa dibilang enggak berpikir itu malah dapat nilai, sementara kita yang buat tugas mati matian malahan gak dapat nilai. Adilkah?? Jadinya aku yang dirugikan
Itu bukan satu, dua kalinya aku mengalami kejadian seperti itu. Tapi udah beberapa kali. Dan hanya bukan di pelajaran math saja, pelajaran yang lain juga begitu L
Memang sih… ilmu harus dibagi bagi. Tapi bukan kayak gitu juga kan? Membagi ilmu kan artinya memberi penjelasannnya ataupun caranya saja. Bukan memberi mereka mengcopy paste pekerjaan kita.
Aku udah pernah mencoba jika mereka ingin nyontek tugasku, aku hanya memberi tahu caranya dan memberi tahu ada di buku halaman berapa penjelasannya. Tapi mereka mengatakan, “aduh males, nyontek di kamu lebih cepet”.
Jadi siapa yang salah? Aku yang egois atau merekanya ?

Jujur saat terdesak memang aku juga sering mencontek di sahabatku (novi, tapi dia kelas lain), tapi aku tidak asal mencontek. Setiap soal dan jawaban yang aku contek pasti aku periksa dulu, apakah sudah benar atau tidak. Aku juga nanyain gimana caranya mendapatkan jawabannya dan dia mau menjelaskannya. Jika dia ada kesulitan, dia juga sering nanyain ke aku. Dan aku dengan senang hati mau menjelaskannya. So… tidak ada yang saling dirugikan. Kita jadi saling menguntungkan.
Sungguh berbeda ceritanya dengan mereka
Ada juga beberapa orang yang hanya mengajakku ketika ia hanya ingin menyontek tugasku saja. Di waktu lain, dia malah bergaya seperti tidak mengenalku. Ckckckck… merasa dibutuhkan bila perlu saja.
Jadi apa yang harus aku lakukan?
Apa aku harus selalu menginjinkan mereka buat menyontek pekerjaanku tapi aku merasa dirugikan?
Atau aku tidak menginjinkan mereka buat menyontek pekerjaanku tapi aku malah dijauhi, dibenci, dibilang sombong, pelit dll??



4 komentar:

Dewi on 10 September 2013 pukul 06.21 mengatakan...

anda tau, anda memiliki masalah yang sangat benar-benar nyata samanya dengan saya :(

kalo ga dikasik, gimana ye, orang udah diminta, + kalo dibilang ga bikin malah mereka kayak gimana gtu, jadi terpaksa dikasik,

aku mending ngajarin mereka caranya dibanding ngasik mereka copas pekerjaanku, itung-itung kalo aku ngajarin ga semua otakku yang kerja, tapi mereka ikut semua (tapi itu sulit, 85% orang ga peduli cara, yang penting pekerjaan mereka selesai + kalo aku bener-bener bisa jawab itu, kalo ngawur yaudah :D)

banyak orang yang ga peduli, susah mengubah prinsip mereka "yang penting selesai itu" :(

sabar yah, semoga nasib kita ga selamanya kaya gini, aku berharap suatu saat nanti aku yang berada di posisi dimana aku menyontek pekerjaan teman "tapi sebelum aku menyontek aku harus tahu dan mengerti apa yang dia bikin"

#lho,akujadiikutancurhat :D

Ella Is My Name on 10 September 2013 pukul 23.54 mengatakan...

@Dewi : waaaa... ternyata kita sama u,u yups, semoga nasib kita ga selamanya kaya gini #astungkara

Cipta Sari on 1 Desember 2013 pukul 00.12 mengatakan...

semoga cepet berakhir ya ..

Ella Is My Name on 15 Desember 2013 pukul 22.44 mengatakan...

@Cipta: iya cip

Posting Komentar

 

Lallakyu Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei