Title: Heaven
Main Cast : - Della
- Iqbaal
- Bastian (malaikat)
Other Cast: - Rizky/kiki
(kakaknya Della)
-Aldi
(bastian bestfriend, malaikat)
-Iqbaal
family & Della family
Genre : Fantasy, friendship
Cuap-cuap : Hi ^^
Kali ini aku membawa cerpen nih.. tumben ngepost cerpen di blog
ini ^^ ini cerpen special banget. Pemainnya anak anak cjr. Sebenarnya ide
cerita ini mau aku buat untuk fanfiction SJ. Tapi… minder aja ngeliat author
author kpop fanfiction yang ff nya keren keren banget. Jadi aku buat yang kayak
gini nih #curcol. Maaf ya.. cerita ini gaje banget. Jadi kalo gak pengen baca
jangan baca. Dan disini ceritanya si Della emang ngomongnya pake Aku kamuan ya,
dia ga biasa pake lo gue ^^ oiyaa..
ini ide ceritanya aku terinspirasi dari drama korea 49 days. Tapi yang mirip paling 30%lah, yg sama Cuma ada kondisi koma dan ada malaikat aja ^^ udah deh yuk langsung aja. NB : klik judul entry jika ingin lanjutkan membaca
Della POV
“Della.. bangun nak… apa kamu tidak sekolah” suara lantang
bundaku sudah menggelora di rumah ini.
“iya bun.. ini aku sudah
selesai mandi” bohongku.
“kalau begitu cepatlah turun sarapan. Ayah sudah menunggumu”
“iya.. iya”
Beginilah aktivitasku setiap pagi. Bunda selalu membangunkan ku.
Euh.. kenapa firasatku buruk begini ya. “aisss.. sudahlah..”
elakku.
**Heaven**
@mobil
“lagi mikirin apaan? Apa memikirkan..”
“yak.. ayah.. jangan berpikir macam-macam ya” sidiku.
“paling mikirin cowok” sahut bang kiki sambil menggerak gerakkan
jarinya membentuk love.
“Yakkk…. Bang kiki. Enggaklah”
Mereka berdua lalu tertawa.
“aiss sudahlah, ayah dan bang kiki menghancurkan moodku hari
ini” kataku sambil menggembungkan kedua pipiku.
Daritadi aku hanya merasa sesuatu yang aneh atau buruk akan
terjadi. Firasat buruk #maybe. Tapi apa? Mungkin PR. Aku lalu mengubrak abrik
(?) tasku. Aku lihat isi buku matematikaku. Hmm.. aku sudah buat PR.
“Hey.. sudah sampai nak” ayah menghentikan aktivitasku yang
sedang membolak balikan kertas buku matematikaku.
“eh.. sudah sampai. Aku sekolah dulu yah” kataku sambil mencium
tangan ayah lalu turun dari mobil. Aku juga melihat bang kiki sudah tidak di
mobil lagi. Ayah memang selalu mengantarkan abangku yang sudah SMA itu lebih
dulu.
“hati-hati” teriak ayahku dari dalam mobil.
Aku langsung bergegas melewati beberapa anak tangga untuk menuju
ke kelasku. Ya.. aku siswi kelas 2 SMP. Sudah hampir sampai tiba-tiba aku
memikirkan sesuatu.
Author POV
Seorang siswi yang berada di depan ruang kelas nampaknya sedang
berpikir. “yakkkk.. bukuku masih di mobil. Semoga ayah masih di depan sekolah”
ocehnya lalu bergegas menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa. Tiba tiba…
Brukkkkk *anggap suara orang jatuh* gadis itu menggelinding (?) di tangga.
“ah.. Dellaaaaa” teriak seorang siswi yang membuat semua murid
mengerumuni della yang keadaannya sangat memprihatinkan.
**Heaven**
Della POV
“euhhh .. aku dimana?” ucapku sambil melihat pemandangan yang
tidak pernah kulihat ini.
“Hello Della.. selamat datang” kata seseorang yang asing
menurutku.
“siapa kamu? Kenapa tau namaku? Aku sekarang dimana?”
“tenang. Gue bastian. Gue malaikat disini. Tempat ini adalah
tempat dimana manusia mempertaruhkan hidup dan matinya. aku adalah guide mu
disini (?)”
Aku hanya melongo mendengarkan jawabannya itu. Antara Percaya
atau tidak.
“apa?? Ini bukan mimpikan?”
“tentu saja tidak”
“lalu, bagaimana caraku agar bisa hidup lagi?” suaraku tiba tiba
parau.
“ini… ini setengah liontin. Tugasmu carilah setengahnya lagi. Di
dunia ini, ada seorang lagi yang memilikinya” kata bastian sambil memberikanku
setengah liontin itu.
Aku hanya mengangguk.
“ya sudah kalo gitu. Ikut gue”
Aku mengikutinya dari belakang sambil melihat
pemandangan-pemandangan indah ini. Tapi tidak semuanya indah sih.. ada beberapa
orang yang terlihat tergesa-gesa. Disini juga banyak orang bukan dari Indonesia
sepertinya.
“nah itu rumahmu” kata bastian menunjuk salah satu rumah dengan
nuansa ungu. Ya.. ungu is my favorite colour.
“woahhh ungu.. eh tapi kenapa disini banyak orang luar negeri?”
tanyaku polos. “tentu saja..”
“bastian…” teriak seorang laki laki yang sebaya juga denganku
dan bastian. “eh.. aldi. Del, kenalin ini Aldi sahabat gue. Dia malaikat juga”
Aku hanya ber ooo ria sembari tersenyum kepada aldi. “hello,
nice to meet you” katanya.
“nice to meet you too aldi. hmm.. kalian kenapa kecil kecil jadi
malaikat?” tanyaku.
“kepo banget sih” sahut bastian. “eohh.. jadi kamu orang
Indonesia juga?” Tanya aldi dengan wajah berseri serinya itu.
Aishhh mereka memang menyebalkan. Aku lalu masuk ke dalam rumah
baruku itu dan tak menghiraukan mereka. Apa mereka benar-benar malaikat? Dimana
mana malaikat itu baik hati dan tidak sombong. Aiss…
Author POV
“della” seorang gadis yang sedang bengong melihat setengah
liontin terkejut mendengar seseorang yang memanggil namanya.
“eh bastian si malaikat. Ada apa?”
“gue lupa. Satu hari disini juga satu hari di bumi ya.. jadi lo
harus bergerak cepat. Jangan hanya bengong”
“seperti itukah? Hmm.. disini banyak sekali orang asing. Aku
tidak terlalu fasih bahasa inggris. Gimana caraku bertanya pada mereka. Nah
lihatlah orang orang itu. Aku gak mengerti apa yang mereka bicarakan”
“sebenrnya lo bisa nyerah kok, jika nyerah lo langsung.. mati”
katabastian sambil menakut nakutkan. “dan batas waktu lo adalah 12 hari”
“ya.. kok dikit banget?”
“itu tergantung dosa dosa lo” ucap bastian singkat lalu langsung
menghilang entah kemana.
Della POV
Aku lalu menuju
perpustakaan. Disini hanya ada buku buku tentang arti arti kehidupan dan
sejenisnya. Tiba tiba..
dukkk
“ah sorry” sesalku karena telah menyenggol siku seseorang tanpa
sengaja.
“tidak apa-apa. Kalo jalan hati hati”
“eohh. Apa kamu orang Indonesia?”
“iya. Kau juga? .siapa namamu?”
“aku della”
“aku iqbaal”
Iqbaal POV
Hah.. sepertinya aku punya teman disini. Ya awalnya suasana diantara
kami sangat canggung. Tapi lama kelamaan menjadi cair.
“kenapa kamu bisa ada disini?” tanyaku
“aku jatuh menggelinding di tangga sekolah. Dan tiba tiba aku
ada disini. Kamu?”
“aku mengalami kecelakaan 3 hari yang lalu. Lalu aku dioperasi
dan koma”
“oh.. jadi arwah kita disini sedangkan tubuh kita di rumah sakit
sedang koma?”
“iyalah. Apa itu tidak dikasi tau oleh malaikatmu?” tanyaku
sambil mengernyitkan (?) alisku.
“malaikatku sangat menyebalkan” “oh ya… setelah kita hidup lagi,
apa kita bisa mengingat semua kejadian disini?” lanjut della.
“katanya sih enggak. Yang penting seperti itu juga gak dikasi
tau?”
“sudah ku bilang malaikatku menyebalkan”
“kamunya sih gak nanya” ejekku.
“yakkk.. kok nyalahin aku?”
Selama beberapa hari ini, kita selalu menghabiskan waktu
bersama. Berbincang bincang dari hal yang penting sampai tidak penting.
**Heaven**
Author POV
“gimana del? Lo udah nemuin pasangan liontin lo?” Tanya Bastian.
“hah? Ya ampun lupa. Aku baru inget. Hehe” kata Della sambil
nyengir kuda.
Ya.. selama 4 hari ini Della memang sering menghabiskan waktu
bersama iqbaal sampai sampai ia lupa apa tujuannya kesini.
“jangan keasyikan main aja dong sama si sahabat baru lo itu. Lo
mau diem terus disini? Aha gue tau, pasti lo mau lama-lama disini karena pengen
liat gue terus kan?” sidik bastian dengan raut wajah yang.. menggelikan.
“aih.. enggaklah.. PD banget si”
“udahlah ngaku aja ^^”
“Oh My God, kenapa aku bisa bertemu malaikat seperti dia”
“Takdir”
“ Dasar… kayak emak emak lo ngoceh mulu”.
“wow.. baru kali ini gue denger lo bilang Loe”
“masalah?..”
“enggak juga sih”
“issshh… bisa diem gak?”
“masalah?”
“yak.. itu kata kata ku. Dasar tukang copas”
“masalah?”
“issshhh”
Pertengkaran kecil itu berhenti saat mereka sudah tiba ke rumah
bastian dan aldi. Hari ini Della diajak ke rumah si malaikat itu. Disana
Katanya ia dapat lihat bagaimana keadaan keluarganya di bumi.
“nih… lihatlah…” kata bastian sambil memberikan della sebuah
cermin.
Della Shock melihat tubuhnya yang terkulai tak berdaya sedang
tertidur di atas ranjang dipenuhi kabel kabel itu. Di samping ranjang ada
bundanya yang terus menerus melamun sambil membelai rambut anak kesayangannya.
Berharap anaknnya akan terbangun. Disana ada juga bang kiki yang membacakan
sebuah cerita untuk della. Sambil sesekali mengusap usap matanya. Miris
rasanya.
Disisi lain iqbaal juga diam membisu melihat pemandangan
menyedihkan di cermin ajaib yang diberi oleh malaikat aldi.
**Heaven**
Iqbaal POV
Selama beberapa hari ini, aku udah berusaha mencari cari
pasangan liontinku tapi tidak dapat dapat. Hmm.. kenapa aku tidak bertanya
kepada Della aja ya. Siapa tau ia juga memiliki liontin ini. Atau ia pernah
melihatnya.
Beberapa menit kemudian aku melihat sosok della. “Della..”
“eh.. ada apa baal?”
“kamu punya setengah liontin?”
“iya.. bentuknya seperti gajah, mungkin. How about you?”
“aku juga punya setengah liontin. Tapi bentuknya kelinci”
“yahh… beda” della menekuk wajahnya. Sepertinya ia ingin pulang
ke bumi.
Aku tidak tau apa yang aku rasakan. Apa aku harus senang karena
aku belum menemukan setengah liontin ini dan dapat menghabiskan banyak waktu
bersama sahabat baikku della. Atau Apa aku harus sedih karena aku tidak bisa
kembali ke bumi lagi. Huhhh…
“batas harimu kapan baal?” Tanya della membuyarkan lamunanku.
“4 minggu. Katanya karena aku berbuat baik semasa di bumi
makanya dikasi banyak waktu. Dan sekarang waktuku sisa 19 hari lagi. Kalo
kamu?”
“pamer deh… kalo aku Cuma 12 hari. Dikit banget kan? Mungkin
karena dosaku banyak. Dan sisa Cuma 3
hari” jawabnya sambil menggembungkan kedua pipinya. Sangat menggemaskan. Aku terkekeh
kecil melihatnya.
@perpustakaan
Della POV
“gimana? Udah nemuin pasangan liontinnya?” Tanya iqbaal lalu
duduk disampingku. Aku hanya bisa menggelengkan kepala. “besok kesempatan
terakhirku” kataku parau.
“udah jangan sedih. Nanti aku bantu cariin. Aku cari buku dulu
ya”
Saat iqbaal bangun dari
duduknya tiba tiba aku melihat sesuatu yang jatuh. Benda itu sama seperti
liontin miliku. Apa ini….
“Baal, ini punyamu? Tadi terjatuh” tanyaku.
“ah..iya.. thanks ya. Kalau ini hilang bagaimana nasibku”
“ya sama sama. Apa ini setengah liontin kelinci? Kenapa mirip
dengan setengah liontin punyaku?” sidikku sembari mengambil liontin punyaku.
Iya.. ini benar benar pasangannya.
“masa? Kemarin kamu bilang punyamu bentuk gajah” katanya sambil
menatap intens liontinku. “yak.. ini bener bener sama kayak punyaku. Kenapa gak
ditunjukin dari dulu sih? Kan gak ngehabisin waktu nyarinya” lanjutnya.
Aku lalu teringat percakapan kita waktu ini.
“oh ya…
setelah kita hidup lagi, apa kita bisa mengingat semua kejadian disini?” tanyaku.
“katanya sih
enggak. Yang penting seperti itu juga gak dikasi tau?”
“sudah ku
bilang malaikatku menyebalkan”
“kamunya sih
gak nanya” ejeknya.
“yakkk.. kok
nyalahin aku?”
Bagaimana sekarang? Apa aku harus senang karena bisa pulang ke
bumi lagi atau aku harus sedih karena kehilangan sahabatku ini. Dia sahabat
yang sangat baik. Walau aku baru beberapa hari mengenalnya tapi aku bisa
terbuka curhat dengannya. Jarang sekali aku bisa sedekat ini dengan seseorang
dalam waktu yang singkat. Huh.. aku hanya bisa menghembuskan nafas beratku.
“kalau begitu ayo kita panggil malaikat malaikat kecil itu”
kataku dengan tatapan yang sendu.
“heyyy..” belum kita mencari mereka, aldi dan bastian sudah
muncul saja.
“selamat… kalian sudah menemukan pasangan liontinnya. Sekarang
satukanlah, setelah itu akan muncul gerbang menuju tubuh kalian” kata Aldi.
Sedangkan bastian hanya mengangguk nganggukan kepalanya saja. Dasar.. malaikat
tidak bertanggung jawab.
“tapi setelah kita sadar dari koma, apa benar kita tidak akan
mengingat semua kejadian disini?” Tanya iqbaal memastikan.
“Tentu saja tidak. Tempat ini adalah rahasia.. sebelum kalian
kembali ke tubuh kalian, kami akan mengambil ingatan kalian semasa disini ” aku bergidik ngeri mendengar nada bicara
bastian. “ayo satukan liontinnya” ucap bastian lagi.
“tapi bisakah kita berempat menghabiskan waktu bersenang senang
disini dulu?” tanyaku.
Iqbaal POV
“tapi bisakah kita berempat menghabiskan waktu bersenang senang
disini dulu?” Tanya della.
Sebuah senyuman lalu terukir di wajahku. Kenapa pikiran kita
sama?
Aldi dan bastian hanya mengerutkan keningnya lalu mereka
menganguk setuju.
**Heaven**
Huahhh… menyenangkan. Apa di bumi aku bisa menemukan sahabat
seperti kalian?? Seharian ini kami berempat jalan jalan. Ke air terjun, main
ayunan lalu menjaili orang orang disekitar. Yang terakhir itu idenya bastian
-_-.
“gimana kalian siap?” Tanya aldi.
Aku menatap della. Sepertinya dia menangis tapi berusaha
ditutupi.
“sepertinya aku akan sangat merindukan kalian” kata della. Cairan
bening seperti Kristal itu menumpuk di kelopak matanya, sepertinya ingin terjun
bebas di pipinya.
“udah udah.. gue nggak ingin terlihat cengeng di depan kalian”
bastian mulai membuka mulutnya.
“gimana siap?”
Aku dan della mengangguk lalu menyatukan liontin itu. Dan tiba
tiba ada 2 buah gerbang menuju ke tubuh kita masing masing. Sebelum masuk aku
melihat della, ia tersenyum ke arahku, aldi dan bastian. Sepertinya bukan aku
saja yang merasakan kehilangan.
Della POV
Tidak ada salahnya kan aku menangis? Bagaimana pun aku juga
manusia biasa yang memiliki perasaan. Kenapa bisa ada keputusan yang berat ini.
Disisi lain aku ingin kembali menjalani hidupku bersama keluarga, tapi disisi
lain juga aku tidak ingin kehilangan seorang sahabat yang beberapa hari ini
mengisi hariku. Sebelum aku memasuki gerbang untuk mennuju ke tubuhku, aku
melemparkan senyum ke mereka bertiga. Setelah itu Aku dan iqbaal memasuki
gerbang masing masing. “selamat tinggal sahabat”
END
*gimana endingnya?? wkwkwk mau aja dibohongin*
Author POV
Seorang anak laki-laki mulai mengerjapkan matanya setelah bangun
dari tidur panjangnya.
“Iqbaal.. kamu sudah sadar nak. Dokter… suster.. anakku sudah
sadar. Dokter suster…” teriak seorang wanita paruh baya yang didampingi
suaminya itu. Tidak berbeda jauh juga, di ruangan sebelah juga terdengar
teriakan teriakan memanggil dokter dan suster karena anak perempuan mereka
sudah sadar dari komanya.
**Heaven**
Iqbaal POV
Senangnya hari ini bisa kembali ke rumah. Jelek sekali rasanya
di rumah sakit. Ya.. hari ini aku sudah bisa pulang. Sesampainya aku di depan
pintu bekas ruangan inapku (?) aku melihat gadis yang sepertinya sebaya
denganku. Dia juga menatapku. Anehh.. sepertinya aku pernah melihatnya. Tapi
dimana ya??
“teh ody, besok aku boleh sekolah lagi nggak?” tanyaku
sesampainya aku di kamar yang sangat kurindukan ini (?).
“tidak tidak dan tidak” jawab teh ody sembari menggerak gerakan
jari telunjuknya ke kanan dan kekiri.
“boleh dong please please. Apa teteh mau aku gak naik kelas
karena lama bolos sekolah hah?”
“ada apa ini. Kamu jangan berantem dengan adikmu dulu. Dia kan
baru sembuh” kata bunda yang tiba tiba muncul dari balik pintu.
“bukan begitu. Nih iqbaal nih, besok dia ingin sekolah”
“oh begitu. Baiklah jika ingin sekolah, bunda ijinkan”
“serius?? Wah.. makasi
bun..” aku langsung memeluk bundaku.
“udah kelas 2 smp masih aja bersikap manja ihh..” sindir teh
ody.
**Heaven**
Author POV
Seorang anak laki laki *daritadi seorang anak laki laki mulu ._.v* yang masih mengenakan pakaian sekolah
sedang duduk di bawah pohon rindang. Di bawah teriknya matahari, masih
beruntung ada pohon yang rindang ini di taman. Pandangannya tak lepas dari
seorang gadis yang waktu ini ia temui di rumah sakit. Sampai saat ini ia masih
mengingat ngingat dimana ia pernah bertemu gadis itu, sebelum dirumah sakit
tentunya.
Gadis itu lalu menoleh dan menghampirinya.
“permisi.. sepertinya kita pernah bertemu tapi dimana ya??
Selain di rumah sakit tentunya” kata gadis yang bernama della itu.
“iya.. ya aku juga berpikir begitu. Ah.. sudahlah. Namamu
siapa?” laki laki itu mengulurkan
tangannya.
“aku della”
“iqbaal”
“aku tidak peduli apa kita pernah bertemu sebelumnya, tapi
bisakah kita menjadi teman?”
“tentu saja” senyuman khas iqbaal mengembang begitu saja di
wajahnya.
“ah… kelinci” teriak iqbaal sambil menangkap kelinci yang
berkeliaran di depannya.
“wah.. comelnya. Hahaha” ucap della ala ipin upin ^^
Sebenarnya dulu mereka tidak terlalu menyukai kelinci. Tapi saat
mereka sadar dari koma, entah mengapa mereka menjadi sangat menyukai kelinci.
Disisi lain, 2 orang laki laki sedang berbincang bincang sambil
melihat ke sebuah cermin, cermin ajaib tentunya.
“ah.. rindu bertengkar dengan della” kata salah satu dari mereka
yang diketahui namanya Bastian. Sementara yang lagi satu, aldi.. hanya
mengerutkan keningnya lalu berkata “kenapa bas? Lo Demam?” sambil menempelkan
punggung tangannya ke dahi bastian.
END
Hahaha endingnya sangatlah gaje.gimana gimana?? Jelekkan??
Alurnya gak jelas kan? Feelnya gak dapet kan?? Alur terlalu cepet?? Sedihnya gak
dapet?? Lucunya juga gak dapet?? Comment dong kasi kritik dan saran. Sebenernya
ini gak bisa disebut cerpen ya, panjang banget soalnya.. hahahaha ^^ maaf ya ^^
Maaf juga ya banyak Typo.
Don’t be Plagiator *jangan jadi kayak ceribel ._.v* . jika ada
dari kalian yang menemukan cerita ini selain di blog ini, harap lapor ^^
Thanks #bow
0 komentar:
Posting Komentar