Kamis, 18 April 2013

Heaven

Diposting oleh Ella Is My Name di 20.15

Title: Heaven
Main Cast : - Della
               - Iqbaal
               - Bastian (malaikat)
Other Cast: - Rizky/kiki (kakaknya Della)
               -Aldi (bastian bestfriend, malaikat)
               -Iqbaal family & Della family
Genre : Fantasy, friendship
Cuap-cuap : Hi ^^
Kali ini aku membawa cerpen nih.. tumben ngepost cerpen di blog ini ^^ ini cerpen special banget. Pemainnya anak anak cjr. Sebenarnya ide cerita ini mau aku buat untuk fanfiction SJ. Tapi… minder aja ngeliat author author kpop fanfiction yang ff nya keren keren banget. Jadi aku buat yang kayak gini nih #curcol. Maaf ya.. cerita ini gaje banget. Jadi kalo gak pengen baca jangan baca. Dan disini ceritanya si Della emang ngomongnya pake Aku kamuan ya, dia ga biasa pake lo gue ^^ oiyaa.. 
ini ide ceritanya  aku terinspirasi dari drama korea 49 days. Tapi yang mirip paling 30%lah, yg sama Cuma ada kondisi koma dan ada malaikat aja ^^ udah deh yuk langsung aja. NB : klik judul entry jika ingin lanjutkan membaca

Della POV
Sreettt..  aku terbangun dari mimpiku yang… aku tidak ingat aku mimpi apa .-.

“Della.. bangun nak… apa kamu tidak sekolah” suara lantang bundaku sudah menggelora di rumah ini.
“iya bun.. ini  aku sudah selesai mandi” bohongku.
“kalau begitu cepatlah turun sarapan. Ayah sudah menunggumu”
“iya.. iya”
Beginilah aktivitasku setiap pagi. Bunda selalu membangunkan ku.
Euh.. kenapa firasatku buruk begini ya. “aisss.. sudahlah..” elakku.

**Heaven**
@mobil
“lagi mikirin apaan? Apa memikirkan..”
“yak.. ayah.. jangan berpikir macam-macam ya” sidiku.
“paling mikirin cowok” sahut bang kiki sambil menggerak gerakkan jarinya membentuk love.
“Yakkk…. Bang kiki. Enggaklah”
Mereka berdua lalu tertawa.
“aiss sudahlah, ayah dan bang kiki menghancurkan moodku hari ini” kataku sambil menggembungkan kedua pipiku.

Daritadi aku hanya merasa sesuatu yang aneh atau buruk akan terjadi. Firasat buruk #maybe. Tapi apa? Mungkin PR. Aku lalu mengubrak abrik (?) tasku. Aku lihat isi buku matematikaku. Hmm.. aku sudah buat PR.
“Hey.. sudah sampai nak” ayah menghentikan aktivitasku yang sedang membolak balikan kertas buku matematikaku.
“eh.. sudah sampai. Aku sekolah dulu yah” kataku sambil mencium tangan ayah lalu turun dari mobil. Aku juga melihat bang kiki sudah tidak di mobil lagi. Ayah memang selalu mengantarkan abangku yang sudah SMA itu lebih dulu.
“hati-hati” teriak ayahku dari dalam mobil.

Aku langsung bergegas melewati beberapa anak tangga untuk menuju ke kelasku. Ya.. aku siswi kelas 2 SMP. Sudah hampir sampai tiba-tiba aku memikirkan sesuatu.

Author POV

Seorang siswi yang berada di depan ruang kelas nampaknya sedang berpikir. “yakkkk.. bukuku masih di mobil. Semoga ayah masih di depan sekolah” ocehnya lalu bergegas menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa. Tiba tiba… Brukkkkk *anggap suara orang jatuh* gadis itu menggelinding (?) di tangga.
“ah.. Dellaaaaa” teriak seorang siswi yang membuat semua murid mengerumuni della yang keadaannya sangat memprihatinkan.


**Heaven**

Della POV

“euhhh .. aku dimana?” ucapku sambil melihat pemandangan yang tidak pernah kulihat ini.
“Hello Della.. selamat datang” kata seseorang yang asing menurutku.
“siapa kamu? Kenapa tau namaku? Aku sekarang dimana?”
“tenang. Gue bastian. Gue malaikat disini. Tempat ini adalah tempat dimana manusia mempertaruhkan hidup dan matinya. aku adalah guide mu disini (?)”
Aku hanya melongo mendengarkan jawabannya itu. Antara Percaya atau tidak.
“apa?? Ini bukan mimpikan?”
“tentu saja tidak”
“lalu, bagaimana caraku agar bisa hidup lagi?” suaraku tiba tiba parau.
“ini… ini setengah liontin. Tugasmu carilah setengahnya lagi. Di dunia ini, ada seorang lagi yang memilikinya” kata bastian sambil memberikanku setengah liontin itu.
Aku hanya mengangguk.
“ya sudah kalo gitu. Ikut gue”

Aku mengikutinya dari belakang sambil melihat pemandangan-pemandangan indah ini. Tapi tidak semuanya indah sih.. ada beberapa orang yang terlihat tergesa-gesa. Disini juga banyak orang bukan dari Indonesia sepertinya.

“nah itu rumahmu” kata bastian menunjuk salah satu rumah dengan nuansa ungu. Ya.. ungu is my favorite colour.

“woahhh ungu.. eh tapi kenapa disini banyak orang luar negeri?” tanyaku polos. “tentu saja..”
“bastian…” teriak seorang laki laki yang sebaya juga denganku dan bastian. “eh.. aldi. Del, kenalin ini Aldi sahabat gue. Dia malaikat juga”
Aku hanya ber ooo ria sembari tersenyum kepada aldi. “hello, nice to meet you” katanya.
“nice to meet you too aldi. hmm.. kalian kenapa kecil kecil jadi malaikat?” tanyaku.
“kepo banget sih” sahut bastian. “eohh.. jadi kamu orang Indonesia juga?” Tanya aldi dengan wajah berseri serinya itu.
Aishhh mereka memang menyebalkan. Aku lalu masuk ke dalam rumah baruku itu dan tak menghiraukan mereka. Apa mereka benar-benar malaikat? Dimana mana malaikat itu baik hati dan tidak sombong. Aiss…

Author POV

“della” seorang gadis yang sedang bengong melihat setengah liontin terkejut mendengar seseorang yang memanggil namanya.
“eh bastian si malaikat. Ada apa?”
“gue lupa. Satu hari disini juga satu hari di bumi ya.. jadi lo harus bergerak cepat. Jangan hanya bengong”
“seperti itukah? Hmm.. disini banyak sekali orang asing. Aku tidak terlalu fasih bahasa inggris. Gimana caraku bertanya pada mereka. Nah lihatlah orang orang itu. Aku gak mengerti apa yang mereka bicarakan”
“sebenrnya lo bisa nyerah kok, jika nyerah lo langsung.. mati” katabastian sambil menakut nakutkan. “dan batas waktu lo adalah 12 hari”
“ya.. kok dikit banget?”
“itu tergantung dosa dosa lo” ucap bastian singkat lalu langsung menghilang entah kemana.

Della POV
 Aku lalu menuju perpustakaan. Disini hanya ada buku buku tentang arti arti kehidupan dan sejenisnya. Tiba tiba..
dukkk
“ah sorry” sesalku karena telah menyenggol siku seseorang tanpa sengaja.
“tidak apa-apa. Kalo jalan hati hati”
“eohh. Apa kamu orang Indonesia?”
“iya. Kau juga? .siapa namamu?”
“aku della”
“aku iqbaal”

Iqbaal POV

Hah.. sepertinya aku punya teman disini. Ya awalnya suasana diantara kami sangat canggung. Tapi lama kelamaan menjadi cair.
“kenapa kamu bisa ada disini?” tanyaku
“aku jatuh menggelinding di tangga sekolah. Dan tiba tiba aku ada disini. Kamu?”
“aku mengalami kecelakaan 3 hari yang lalu. Lalu aku dioperasi dan koma”
“oh.. jadi arwah kita disini sedangkan tubuh kita di rumah sakit sedang koma?”
“iyalah. Apa itu tidak dikasi tau oleh malaikatmu?” tanyaku sambil mengernyitkan (?) alisku.
“malaikatku sangat menyebalkan” “oh ya… setelah kita hidup lagi, apa kita bisa mengingat semua kejadian disini?” lanjut della.
“katanya sih enggak. Yang penting seperti itu juga gak dikasi tau?”
“sudah ku bilang malaikatku menyebalkan”
“kamunya sih gak nanya” ejekku.
“yakkk.. kok nyalahin aku?”

Selama beberapa hari ini, kita selalu menghabiskan waktu bersama. Berbincang bincang dari hal yang penting sampai tidak penting.


**Heaven**

Author POV
“gimana del? Lo udah nemuin pasangan liontin lo?” Tanya Bastian.
“hah? Ya ampun lupa. Aku baru inget. Hehe” kata Della sambil nyengir kuda.
Ya.. selama 4 hari ini Della memang sering menghabiskan waktu bersama iqbaal sampai sampai ia lupa apa tujuannya kesini.
“jangan keasyikan main aja dong sama si sahabat baru lo itu. Lo mau diem terus disini? Aha gue tau, pasti lo mau lama-lama disini karena pengen liat gue terus kan?” sidik bastian dengan raut wajah yang.. menggelikan.
“aih.. enggaklah.. PD banget si”
“udahlah ngaku aja ^^”
“Oh My God, kenapa aku bisa bertemu malaikat seperti dia”
“Takdir”
“ Dasar… kayak emak emak lo ngoceh mulu”.
“wow.. baru kali ini gue denger lo bilang Loe”
“masalah?..”
“enggak juga sih”
“issshh… bisa diem gak?”
“masalah?”
“yak.. itu kata kata ku. Dasar tukang copas”
“masalah?”
“issshhh”

Pertengkaran kecil itu berhenti saat mereka sudah tiba ke rumah bastian dan aldi. Hari ini Della diajak ke rumah si malaikat itu. Disana Katanya ia dapat lihat bagaimana keadaan keluarganya di bumi.
“nih… lihatlah…” kata bastian sambil memberikan della sebuah cermin.

Della Shock melihat tubuhnya yang terkulai tak berdaya sedang tertidur di atas ranjang dipenuhi kabel kabel itu. Di samping ranjang ada bundanya yang terus menerus melamun sambil membelai rambut anak kesayangannya. Berharap anaknnya akan terbangun. Disana ada juga bang kiki yang membacakan sebuah cerita untuk della. Sambil sesekali mengusap usap matanya. Miris rasanya.

Disisi lain iqbaal juga diam membisu melihat pemandangan menyedihkan di cermin ajaib yang diberi oleh malaikat aldi.

**Heaven**

Iqbaal POV

Selama beberapa hari ini, aku udah berusaha mencari cari pasangan liontinku tapi tidak dapat dapat. Hmm.. kenapa aku tidak bertanya kepada Della aja ya. Siapa tau ia juga memiliki liontin ini. Atau ia pernah melihatnya.
Beberapa menit kemudian aku melihat sosok della. “Della..”
“eh.. ada apa baal?”
“kamu punya setengah liontin?”
“iya.. bentuknya seperti gajah, mungkin. How about you?”
“aku juga punya setengah liontin. Tapi bentuknya kelinci”
“yahh… beda” della menekuk wajahnya. Sepertinya ia ingin pulang ke bumi.

Aku tidak tau apa yang aku rasakan. Apa aku harus senang karena aku belum menemukan setengah liontin ini dan dapat menghabiskan banyak waktu bersama sahabat baikku della. Atau Apa aku harus sedih karena aku tidak bisa kembali ke bumi lagi. Huhhh…

“batas harimu kapan baal?” Tanya della membuyarkan lamunanku.
“4 minggu. Katanya karena aku berbuat baik semasa di bumi makanya dikasi banyak waktu. Dan sekarang waktuku sisa 19 hari lagi. Kalo kamu?”
“pamer deh… kalo aku Cuma 12 hari. Dikit banget kan? Mungkin karena dosaku banyak.  Dan sisa Cuma 3 hari” jawabnya sambil menggembungkan kedua pipinya. Sangat menggemaskan. Aku terkekeh kecil melihatnya.

@perpustakaan

Della POV
“gimana? Udah nemuin pasangan liontinnya?” Tanya iqbaal lalu duduk disampingku. Aku hanya bisa menggelengkan kepala. “besok kesempatan terakhirku” kataku parau.
“udah jangan sedih. Nanti aku bantu cariin. Aku cari buku dulu ya”
 Saat iqbaal bangun dari duduknya tiba tiba aku melihat sesuatu yang jatuh. Benda itu sama seperti liontin miliku. Apa ini….

“Baal, ini punyamu? Tadi terjatuh” tanyaku.
“ah..iya.. thanks ya. Kalau ini hilang bagaimana nasibku”
“ya sama sama. Apa ini setengah liontin kelinci? Kenapa mirip dengan setengah liontin punyaku?” sidikku sembari mengambil liontin punyaku. Iya.. ini benar benar pasangannya.
“masa? Kemarin kamu bilang punyamu bentuk gajah” katanya sambil menatap intens liontinku. “yak.. ini bener bener sama kayak punyaku. Kenapa gak ditunjukin dari dulu sih? Kan gak ngehabisin waktu nyarinya” lanjutnya.

Aku lalu teringat percakapan kita waktu ini.
“oh ya… setelah kita hidup lagi, apa kita bisa mengingat semua kejadian disini?” tanyaku.
“katanya sih enggak. Yang penting seperti itu juga gak dikasi tau?”
“sudah ku bilang malaikatku menyebalkan”
“kamunya sih gak nanya” ejeknya.
“yakkk.. kok nyalahin aku?”
Bagaimana sekarang? Apa aku harus senang karena bisa pulang ke bumi lagi atau aku harus sedih karena kehilangan sahabatku ini. Dia sahabat yang sangat baik. Walau aku baru beberapa hari mengenalnya tapi aku bisa terbuka curhat dengannya. Jarang sekali aku bisa sedekat ini dengan seseorang dalam waktu yang singkat. Huh.. aku hanya bisa menghembuskan nafas beratku.
“kalau begitu ayo kita panggil malaikat malaikat kecil itu” kataku dengan tatapan yang sendu.

“heyyy..” belum kita mencari mereka, aldi dan bastian sudah muncul saja.
“selamat… kalian sudah menemukan pasangan liontinnya. Sekarang satukanlah, setelah itu akan muncul gerbang menuju tubuh kalian” kata Aldi. Sedangkan bastian hanya mengangguk nganggukan kepalanya saja. Dasar.. malaikat tidak bertanggung jawab.
“tapi setelah kita sadar dari koma, apa benar kita tidak akan mengingat semua kejadian disini?” Tanya iqbaal memastikan.
“Tentu saja tidak. Tempat ini adalah rahasia.. sebelum kalian kembali ke tubuh kalian, kami akan mengambil ingatan kalian semasa disini ”  aku bergidik ngeri mendengar nada bicara bastian. “ayo satukan liontinnya” ucap bastian lagi.
“tapi bisakah kita berempat menghabiskan waktu bersenang senang disini dulu?” tanyaku.

Iqbaal POV
“tapi bisakah kita berempat menghabiskan waktu bersenang senang disini dulu?” Tanya della.
Sebuah senyuman lalu terukir di wajahku. Kenapa pikiran kita sama?
Aldi dan bastian hanya mengerutkan keningnya lalu mereka menganguk setuju.

**Heaven**
Huahhh… menyenangkan. Apa di bumi aku bisa menemukan sahabat seperti kalian?? Seharian ini kami berempat jalan jalan. Ke air terjun, main ayunan lalu menjaili orang orang disekitar. Yang terakhir itu idenya bastian -_-.
“gimana kalian siap?” Tanya aldi.
Aku menatap della. Sepertinya dia menangis tapi berusaha ditutupi.
“sepertinya aku akan sangat merindukan kalian” kata della. Cairan bening seperti Kristal itu menumpuk di kelopak matanya, sepertinya ingin terjun bebas di pipinya.
“udah udah.. gue nggak ingin terlihat cengeng di depan kalian” bastian mulai membuka mulutnya.
“gimana siap?”
Aku dan della mengangguk lalu menyatukan liontin itu. Dan tiba tiba ada 2 buah gerbang menuju ke tubuh kita masing masing. Sebelum masuk aku melihat della, ia tersenyum ke arahku, aldi dan bastian. Sepertinya bukan aku saja yang merasakan kehilangan.

Della POV
Tidak ada salahnya kan aku menangis? Bagaimana pun aku juga manusia biasa yang memiliki perasaan. Kenapa bisa ada keputusan yang berat ini. Disisi lain aku ingin kembali menjalani hidupku bersama keluarga, tapi disisi lain juga aku tidak ingin kehilangan seorang sahabat yang beberapa hari ini mengisi hariku. Sebelum aku memasuki gerbang untuk mennuju ke tubuhku, aku melemparkan senyum ke mereka bertiga. Setelah itu Aku dan iqbaal memasuki gerbang masing masing. “selamat tinggal sahabat”

END

*gimana endingnya?? wkwkwk mau aja dibohongin*

Author POV

Seorang anak laki-laki mulai mengerjapkan matanya setelah bangun dari tidur panjangnya.
“Iqbaal.. kamu sudah sadar nak. Dokter… suster.. anakku sudah sadar. Dokter suster…” teriak seorang wanita paruh baya yang didampingi suaminya itu. Tidak berbeda jauh juga, di ruangan sebelah juga terdengar teriakan teriakan memanggil dokter dan suster karena anak perempuan mereka sudah sadar dari komanya.


**Heaven**

Iqbaal POV
Senangnya hari ini bisa kembali ke rumah. Jelek sekali rasanya di rumah sakit. Ya.. hari ini aku sudah bisa pulang. Sesampainya aku di depan pintu bekas ruangan inapku (?) aku melihat gadis yang sepertinya sebaya denganku. Dia juga menatapku. Anehh.. sepertinya aku pernah melihatnya. Tapi dimana ya??

“teh ody, besok aku boleh sekolah lagi nggak?” tanyaku sesampainya aku di kamar yang sangat kurindukan ini (?).
“tidak tidak dan tidak” jawab teh ody sembari menggerak gerakan jari telunjuknya ke kanan dan kekiri.
“boleh dong please please. Apa teteh mau aku gak naik kelas karena lama bolos sekolah hah?”
“ada apa ini. Kamu jangan berantem dengan adikmu dulu. Dia kan baru sembuh” kata bunda yang tiba tiba muncul dari balik pintu.
“bukan begitu. Nih iqbaal nih, besok dia ingin sekolah”
“oh begitu. Baiklah jika ingin sekolah, bunda ijinkan”
“serius?? Wah..  makasi bun..” aku langsung memeluk bundaku.
“udah kelas 2 smp masih aja bersikap manja ihh..” sindir teh ody.

**Heaven**

Author POV

Seorang anak laki laki *daritadi seorang anak laki laki mulu ._.v*  yang masih mengenakan pakaian sekolah sedang duduk di bawah pohon rindang. Di bawah teriknya matahari, masih beruntung ada pohon yang rindang ini di taman. Pandangannya tak lepas dari seorang gadis yang waktu ini ia temui di rumah sakit. Sampai saat ini ia masih mengingat ngingat dimana ia pernah bertemu gadis itu, sebelum dirumah sakit tentunya.
Gadis itu lalu menoleh dan menghampirinya.
“permisi.. sepertinya kita pernah bertemu tapi dimana ya?? Selain di rumah sakit tentunya” kata gadis yang bernama della itu.
“iya.. ya aku juga berpikir begitu. Ah.. sudahlah. Namamu siapa?”  laki laki itu mengulurkan tangannya.
“aku della”
“iqbaal”
“aku tidak peduli apa kita pernah bertemu sebelumnya, tapi bisakah kita menjadi teman?”
“tentu saja” senyuman khas iqbaal mengembang begitu saja di wajahnya.

“ah… kelinci” teriak iqbaal sambil menangkap kelinci yang berkeliaran di depannya.
“wah.. comelnya. Hahaha” ucap della ala ipin upin ^^

Sebenarnya dulu mereka tidak terlalu menyukai kelinci. Tapi saat mereka sadar dari koma, entah mengapa mereka menjadi sangat menyukai kelinci.

Disisi lain, 2 orang laki laki sedang berbincang bincang sambil melihat ke sebuah cermin, cermin ajaib tentunya.
“ah.. rindu bertengkar dengan della” kata salah satu dari mereka yang diketahui namanya Bastian. Sementara yang lagi satu, aldi.. hanya mengerutkan keningnya lalu berkata “kenapa bas? Lo Demam?” sambil menempelkan punggung tangannya ke dahi bastian.

END

Hahaha endingnya sangatlah gaje.gimana gimana?? Jelekkan?? Alurnya gak jelas kan? Feelnya gak dapet kan?? Alur terlalu cepet?? Sedihnya gak dapet?? Lucunya juga gak dapet?? Comment dong kasi kritik dan saran. Sebenernya ini gak bisa disebut cerpen ya, panjang banget soalnya.. hahahaha ^^ maaf ya ^^
Maaf juga ya banyak Typo.
Don’t be Plagiator *jangan jadi kayak ceribel ._.v* . jika ada dari kalian yang menemukan cerita ini selain di blog ini, harap lapor ^^
Thanks #bow



0 komentar:

Posting Komentar

 

Lallakyu Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei